retroconference.org – Sinopsis My Old Ass (2024): Bertemu Dengan Masa Depanmu. Film My Old Ass (2024) karya Megan Park menawarkan premis yang tak asing bagi pecinta genre komedi datangnya usia, namun di sajikan dengan gaya yang unik dan menyegarkan. Dalam ceritanya, seorang wanita muda bertemu dengan versi dirinya yang lebih tua di momen krusial dalam hidupnya. Pertemuan ini bukan sekadar pertemuan biasa; ia hadir ketika sang gadis muda membutuhkan panduan dan perspektif baru dalam hidupnya.
Alih-alih menjadi komedi bodi-swap ala Freaky Friday atau film perjalanan waktu seperti 13 Going on 30, My Old Ass justru berada di jalurnya sendiri. Park dengan cerdik menghidupkan kembali genre ini dengan pendekatan realistis dan latar cerita yang terasa modern, di iringi pemilihan pemain yang sempurna untuk menghidupkan karakter-karakternya.
Maisy Stella Bersinar sebagai Elliott yang Muda dan Penuh Semangat
Maisy Stella memerankan Elliott, seorang gadis berusia 18 tahun yang cerdas, penuh canda, dan memiliki energi khas remaja. Meski sebelumnya Stella sudah di kenal di layar kaca, penampilannya di My Old Ass menjadi tonggak baru dalam kariernya. Dengan kemampuan komedi dan drama yang mumpuni, Stella berhasil menghidupkan setiap momen karakter Elliott, mulai dari yang penuh tawa hingga momen-momen introspektif yang mendalam.
Elliott, yang dalam beberapa minggu lagi akan berangkat ke Universitas Toronto, memanfaatkan sisa libur musim panasnya untuk menghabiskan waktu bersama dua sahabatnya. Ro (Kerrice Brooks) dan Ruthie (Maddie Ziegler). Pada suatu malam di tengah hutan, setelah meminum teh halusinogen, ia tiba-tiba melihat dirinya yang lebih tua – sosok yang di perankan oleh Aubrey Plaza.
Aubrey Plaza Sebagai Elliott Dewasa: Humor dan Kebijaksanaan Bertemu
Aubrey Plaza menghidupkan sosok Elliott yang berusia 39 tahun, membawa gaya khas deadpan-nya ke karakter yang memadukan humor dan kebijaksanaan. Meski Plaza dan Stella tampak sangat berbeda, chemistry mereka sebagai dua versi Elliott sangat terasa. Plaza berhasil menyajikan sisi dewasa dari Elliott, yang masih jenaka namun bijaksana. Sang Elliott dewasa muncul untuk memberikan saran-saran praktis tanpa mengungkapkan seluruh masa depan, termasuk satu nasihat penting: “Jauhi pria bernama Chad.”
Kisah Cinta Tak Terduga dan Pencarian Jati Diri
Nasihat dari Elliott dewasa ini menjadi penting saat Elliott muda bertemu seorang pria bernama Chad (Percy Hynes White), seorang pekerja musiman yang manis dan menarik di perkebunan keluarga mereka di Ontario. Kehadiran Chad membuat Elliott bingung, apalagi karena ia sebelumnya selalu mengidentifikasi dirinya sebagai seorang lesbian. Konflik batin ini mendorong Elliott untuk memikirkan lebih dalam tentang identitas seksualnya dan bagaimana ia melihat diri sendiri.
Selain itu, Elliott terus berkomunikasi dengan versi dirinya yang lebih tua melalui telepon dan pesan teks. Adegan-adegan ini tak hanya menghibur tetapi juga membuat hubungan antara dua versi karakter Elliott terasa nyata, memperlihatkan proses refleksi diri yang menyentuh dan menghibur.
Latar Tempat dan Sinematografi yang Menambah Keindahan Cerita
Megan Park tidak hanya berhasil menggambarkan karakter-karakter yang kuat, tetapi juga menciptakan suasana tempat yang indah dan autentik. Banyak adegan di My Old Ass berlatar di danau yang memesona di dekat perkebunan keluarga Elliott. Memberikan nuansa alami yang mendalam dan reflektif. Dari sore yang keemasan hingga badai yang penuh petir, sinematografer Kristen Correll menciptakan suasana romantis yang penuh kenangan, mencerminkan momen-momen penting dalam perjalanan hidup Elliott.
Momen Penuh Kejutan di Akhir Cerita
Di babak ketiga, film ini menawarkan campuran emosi antara kesedihan dan harapan. Tanpa kehilangan elemen humor, Park menggali lapisan-lapisan baru dari para karakter, terutama pada Elliott dewasa yang di perankan Plaza. Perubahan dalam cara Elliott muda bertanya tentang kehidupan juga terlihat, menunjukkan pertumbuhan yang perlahan namun signifikan.
Di samping hubungan dengan versi dirinya yang lebih tua, Elliott juga belajar untuk lebih menghargai keluarga dan orang-orang terdekatnya. Termasuk adik-adiknya dan ibunya (di perankan Maria Dizzia).
Penutup: My Old Ass – Kisah Menemukan Jati Diri yang Menyentuh
Dengan kepekaan Megan Park terhadap karakter dan dialog yang autentik, My Old Ass bukan hanya menjadi film komedi biasa. Tetapi juga sebuah eksplorasi kehidupan yang dalam dan penuh makna. Park tidak menjelaskan detail bagaimana dua versi Elliott bisa bertemu. Namun chemistry antara kedua pemeran membuat penonton terlena dan menikmati perjalanan mereka tanpa mempertanyakan logika di baliknya.
Film ini berhasil memadukan humor, hati, dan refleksi dalam cerita yang personal namun universal. My Old Ass tidak hanya menyegarkan genre komedi datangnya usia. Tetapi juga menawarkan pengalaman yang membekas dan relevan bagi siapa saja yang pernah merenungkan perjalanan hidup dan pencarian jati diri.